Kabupaten Lampung Timur Belajar Penegakan Perda di Trenggalek -->

Iklan Semua Halaman


 

Kabupaten Lampung Timur Belajar Penegakan Perda di Trenggalek

Sunday




TRENGGALEK -maknajatim.com
Kunjungan kerja DPRD Kabupaten Lampung Timur ke Kabupaten Trenggalek Jawa Timur, dalam rangka belajar terkait penegakan peraturan daerah (perda), Senin (9/3).

Teguh Suyatman perwakilan DPRD Kabupaten Lampung Timur, mengatakan, penegakan perda adalah salah satu sarana penting dalam peningkatan Penghasilan Asli Daerah (PAD).

Karena itu, Komisi I DPRD Kabupaten Lampung Timur  tertarik mengunjungi Kabupaten Trenggalek, karena selain ada kesamaan secara geografis, juga sama - sama dikelilingi pegunungan, tetapi PAD nya cukup bagus, " kata Teguh.

"Karena itu kami ingin tahu, bagaimana caranya penegakan perda bisa berjalan maksimal, sehingga bisa meningkatkan PAD.

Dengan kunjungan kerja ke kabupaten Trenggalek ini, saya berharap bisa mendapatkan ilmu sebagai referensi, dalam penegakan perda." terangnya.

Lebih lanjut kata Teguh, Kabupaten Lampung Timur PAD nya baru mencapai Rp 135 M, dengan 264 desa, luas teritorial 5000 Ha, jumlah penduduk 1,2 juta orang.

" Kondisi seperti ini seharusnya bisa mendulang PAD yang signifikan.
Bandingkan dengan Kabupaten Trenggalek, yang luasnya lebih kecil, tapi PAD bisa mencapai Rp 300 M.

Husni Tahir Ketua Komisi I DPRD Kabupaten Trenggalek mengatakan, penegakan perda menjadi ruh dalam peningkatan PAD.

Seperti penegakan perda toko modern, Sekarang sudah bisa berjalan dengan baik, dan bisa membantu pasar - pasar tradisional untuk ikut berkembang.
Sehingga  restribusi dari pasar atau toko toko modern, bisa menjadi tambahan PAD.

Ditambahkan nya, potensi di Kabupaten Lampung Timur dalam mendongkrak PAD sangat terbuka lebar.
 Kunci utama dalam penegakan perda adalah peran Satpol PP, dan sinergitas  dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD)."Jika itu yang dilakukan, Insya Alloh bisa berpengaruh dengan PAD.

Apalagi Kabupaten Lampung Timur ada produksi angin yang dikelola dan bisa menjadi oksigen, yang selanjutnya bisa dijual di rumah sakit.

"Yang menjadi masalah adalah soal restribusi yang belum bisa dikelola dengan baik.

Melihat kondisi seperti ini, Husni sangat tertarik berkunjung ke Lampung, sekaligus belajar tentang produksi angin". pungkasnya.(Tatang)